Saturday 11 December 2010

tentang beratus-ratus kilometer dari ibukota #1

Ada beberapa hal luar biasa yg sudah dan akan terjadi dalam hidup gue setahun ini. Pertama, IPK gue turun drastis. Itu luar biasa sekali, mengingat betapa gw rajin mengulang pelajaran di rumah dan betapa gw sangat berusaha memahami penjelasan dosen di depan kelas (yang ini bohong). Kedua, gue berhasil mengerami PI dan akhirnya dia berhasil menetas dengan cepat, nggak molor sampe bertahun-tahun (gue nggak nyindir siapa pun yg belom ngelarin PI, sumpah). Perlu diingat saudara-saudara, perjuangan mengerami dan menetaskan PI itu sungguh luar binasa. Bolak-balik masuk perpustakaan udah kayak bolak-balik masuk toilet. Sukurlah gue nggak harus gonta-ganti judul seenak jidat kayak gonta-ganti kancut. Dan yang ketiga, gue berhasil mendapatkan ijin buat backpacking ke jogjakarta. LUUUUAAARR BIASAAAA!. Dahulu kala bokap selalu ngomel kalo gue jalan jauh. Jalan ke Lodan/Blok M aja bisa ngomel-ngomel beliau. FYI, gue ijin 4 bulan sebelumnya buat backpacking. Dan itu pun dengan alasan, "Sekalian mau ke UGM, liat-liat". Sip kan?


Then, mulai lah gue merencanakan perjalanan kami masak-masak. Mulai dari hal yang paling sepele : kita berangkat ke sana naik apa? (dari pertanyaan ini muncul perdebatan sengit antara gue dan setan yang ngotot minta naek kereta sudra 'SENJA SENGSARA'), sampai ke hal yang paling penting : emangnya kita perlu bawa betadine spray? (pertanyaan cemen sebenernya). Soal penginapan, transportasi selama di jogja, tujuan wisata yg bakal didatengin, pokoknya semua dibahas sampe bosen. Kami bahkan udah sangat siap tempur dengan beli peta wisata terkece di gramedia.


Terjadi pergulatan batin, gue SANGAT BENCI kereta ekonomi. Bukannya sombong, tapi badan gue emang cemen. Gue masih trauma sama kendaraan darat yang satu itu. Masih terbayang betapa gerah, betapa pengap, betapa sesak, betapa panas, betapa rame suasana kereta itu. Dan sampe sekarang pun kereta itu masih nampak horor di mata gue. Tapi toh akhirnya gue ngalah dengan lapang perut, karena setelah sejuta pikir : amat sangat sayang kalo boros duit di transport. Akhirnya dengan wajah memelas, tubuh lesu, mata sayu...gue dan cucunya si mbah uti berangkat ke stasiun Senen buat beli tiket kereta ekonomi. Sore itu juga kami dapatkan tiket menuju sorga dengan harga 38.000 rupiah. Gue misuh-misuh sepanjang ngantri beli tiket, "Denger nih ya omongan gue!, biar disebelah gue nenek-nenek sekalipun...gue nggak akan NGALAH!. Survive di kereta ekonomi itu perjuangan berat, jenderal!"


Dan apakah yang terjadi?. Ntar dulu ya, gue mau bikin milo dulu, aus coy..


No comments:

Post a Comment