Sunday 5 February 2012

Jazz, Parfum, dan Insiden

I've got this book from my uncle hartantok's book shelf. It's Seno gumira's. I've been looking for it for a years. Malah ketemu di rak buku om tok.. :D

Seno nggak terlalu banyak pake kalimat yang berbunga-bunga. Which is very annoying to me. Dia banyak pake ungkapan sederhana yang maknanya ngena. Sama kayak Pramoedya. Kalimatnya sederhana, nggak 'berbunga-bunga' dan artinya gampang dipahami. Meski pun genrenya termasuk sastra. I'll type my favourite paragraph..

"Wanita, perempuan, betina - ketiga istilah ini sebenarnya menyatu dalam satu mahluk : Ia bisa mengasihi seperti seorang ibu, mesra bagaikan kekasih impian, dan begitu jalang ibarat pelacur yang paling menantang"

"Wanita biasa. Lama-lama aku menyadari juga, setiap wanita adalah wanita - tidak bisa lain bukan?"

"Aku sudah mengatakan dirinya indah, tapi jawabannya semacam itu. Kukira, tidak semua hal harus dikatakan bukan? Aku juga haru pandai menerima nasib"

"Barangkali kita hidup hanya untuk memburu makna hari. Meyakinkan diri bahwa semua ini barangkali saja tidak terlalu sia-sia"

"Apa yang disebut cinta itu punya begitu banyak bentuk, yang kadangkala cukup merepotkan, dan seringkali tidak proporsional. AKu ingin menyelesaikan urusanku dengan semua itu. AKu ingin tutup buku"

"Kita sering dengan mudah memahami masalah di dalam kepala, namun siapa yang bisa dengan begitu mudah meraba gerak-gerik perasaan di dalam dada? Terlalu sering, begitu sering, aku berkata kepada diriku sendiri, "Kenapa perasaan harus terasa di dada, kenapa tidak terasa di dengkul saja?""

"Sampai sekarang aku masih tidak habis pikir dengan kemampuan manusia menerjemahkan dirinya. Robert Johnson menyanyi hanya diiringi gitar. Namun betapa bisa bertenaganya sebuah lagu. Ia menggerakkan sukma"

"Hidup memang memabukkan. Tapi barangkali mabuk itu perlu, ketidaksasadaran kadang-kadang juga penting. Aku tidak bisa membayangkan,apa jadinya kalau kita terus-menerus hidup dengan kesadaran bahwa kehidupan ini cuma sementara, kebahagiaan hanya sekejap, dan dunia ini adalah setumpuk taik kucing"

Sewaktu baca ini, gw bener-bener seperti baca isi pikiran Seno tentang perempuan-perempuan yg ketemu sama dia. Cool. :)

No comments:

Post a Comment